Pencegahan Perawatan Cedera Pingsan dalam perjalanan di Gunung
A. PENGERTIAN PINGSAN
Pingsan yaitu kehilangan kesadaran singkat, umumnya diawali dengan pucat dan perasaan melayang atau pusing. Pingsan juga disebut Syncope. Berbeda dengan shock, denyut nadi menjadi lebih lambat, meskipun akan segera meningkat kembali. Korban biasanya akan segera pulih kembali.
Pingsan bisa merupakan reaksi terhadap nyeri dan kekuatan, atau karena sangat merah, sangat lelah dan kurang makan tetapi lebih sering disebabkan aktifitas fisik sudah lama berkurang. Darah terkumpul di bagian bawah tubuh sehingga hanya sedikit yang sampai ke otak. Hal ini sering terjadi di perjalanan pendakian. Misalnya terlalu lelah dalam perjalanan jauh serta teriknya matahari. (Hidayat, Toto.1997).
B. PENYEBAB PINGSAN
Macam – macam gangguan yang kerap kali terjadi pada tubuh manusia menurut Hidayat, Toto.1997 :
1. Gangguan Umum, terbagi atas : lena; shock; pingsan; mati suri.
2. Gangguan Khusus, terbagi atas : tenggelam; hipotermia; gigitan ular/serangga.
3. Gangguan Lokal, terbagi atas : patah tulang; luka (iris, robek, sayat, lecet); luka bakar; keseleo/dislokasi.
Menurut Drs.Adun Sudijandoko,M.Kes.1998/2000 :
Lena : Sirkulasi darah di otak berkurang. Ciri – cirinya : pucat, keluar keringat dingin, kurang respon apabila diajak bicara, mata berkunang – kunang, telinga berdenging, agak pusing. Penyebab lena : belum makan, kepanasan, kedinginan, kondisi drop. Penanganan yang tepat untuk lena : kedua telapak tangan menempel di lutut dengan posisi kepala direndahkan (seperti posisi ruku), duduk di kursi serta melonggarkan pakaian yang ketat (misal : Ikat pinggang, dasi, dsb), menghirup udara segar.
Shock : Shock diakibatkan oleh keluar banyak darah. Cara penanganannya : tidur terlentang dengan posisi kaki ditinggikan (diberi 2 bantal), diselimuti, diberi minuman kopi hangat (sedikit)
Mati Suri : Mati dibedakan menjadi 2, yaitu mati klisnis dan mati biologis. Yang dimaksud mati suri ialah mati klinis, mati sebelum mati biologis. Jarak antara mati klinis dan mati biologis adalah 3 jam. Namun, sebagai anggota PMR tidak boleh memvonis bahwa seseirang telah mati biologis. Hanya dokter yang boleh memvonisnya. Ciri – ciri mati suri : muncul warna biru pada punggung, ujung jari berwarna biru (kecuali untuk korban keracunan kalium sianida ujung jari akan berwarna merah muda), setelah 3 jam akan muncul bau tidak enak.
Hipotermia : Kekurangan cairan pada tubuh. Seringkali kita tidak merasakan apabila terkena hipotermia, hanya saja mungkin kita merasa lelah apabila telah melakukan banyak aktifitas. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah minum
banyak air putih, namun apabila dirasa masih sangat lelah, bisa juga menganti cairan itu dengan meminum minuman pengganti ion tubuh.
Tanda-tanda pingsan, Menurut Hidayat Toto 1997 :
- Penderita tidak menyahut bila dipanggil / ditanyai dan tidak bereaksi terhadap rangsangan (dicubit / ditusuk)
- Penderita terbaring tidak bergerak
- Nafas ada, denyut nadi teraba
Secara umum pertolongannya adalah sebagai berikut :
- Periksa jalannya nafas, apakah jalannya ada yang menghalangi (lidah yang terdorong ke belakang, ada obstruksi, dll). Bagaimana pernafasannya apakah teratur atau tidak, jika tidak teratur berarti memang harus diberi pertolongan dokter.
- Pindahkan ke tempat yang lebih sejuk, tidak panas. Hati – hati dalam memindahkan pasien. Jika ada cedera kepala / leher, maka proses pemindahan pasien bukan menjadi pilihan tindakan kita.
- Baringkan pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi daripada kepala. Hal ini dimaksudkan agar aliran darah ke bagian lebih lancar. Jika dalam aksi, bisa digunakan tas, dus minuman, dll untuk mengganjal posisi kaki. Kepala pasien juga diberi sesuatu yang berfungsi sebagai bantal.
- Jangan mengerubungi pasien karena akan menghalangi aliran udara
- Jika sudah sadar, dan nafas sudah teratur bisa diberikan permen, preparat glukosa, atau teh manis.
- Amati keadaan umum pasien, jika perlu pertolongan lebih, segera bawa ke dokter atau rumah sakit.
Tujuannya :
- Memperbaiki aliran darah ke otak
- Menenangkan dan menyamankan korban setelah sadar.
C. MACAM – MACAM PINGSAN DAN PERTOLONGANNYA
Menurut Kartono, Muhammad.P3K
1. Pingsan biasa (simple fainting)
Pingsan jenis ini biasanya dijumpai pada orang – orang yang berdiri berbaris di terik matahari, atau orang – orang yang pergi tanpa makan pagi terlebih dahulu, atau pada orang – orang tua yang berdiri sesudah berbaring lama di tempat tidur. Orang yang cenderung untuk pingsan macam inilah orang yang anemia (kurang darah), lelah, takut, atau tidak tahan melihat darah.
Tindakan pertolongannya :
Baringkan penderita di tempat yang teduh dan datar. Kalau mungkin dengan kepala diletakkan agak lebih rendah. Buka baju bagian atas, serta pakaian lain yang menekan leher. Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan miring untuk mencegah muntahan terselak ke paru – paru. Kompres kepalanya dengan air dingin (jangan disiramkan seperti yang terlihat dalam adegan film). Kalau ada hembuskan amoniak di depan lubang hidungnya.
2. Pingsan karena panas (heat exhaustion)
Pingsan jenis ini terjadi pada orang – orang sehat yang bekerja di tempat – tempat yang sangat panas. Biasanya penderita mula – mula merasa jantung berdebar – debar, mual, muntah, sakit kepala dan pingsan. Keringat yang bercucuran pada orang pingsan di udara yang sangat panas merupakan gejala petunjuk adanya pingsan jenis ini.
Tindakan pertolongannya :
Baringkan penderita di tempat yang teduh, dan perlakukan seperti hal – hal tersebut saat pingsan biasa. Beri penderita minum air garam (0,1persen : 1 gram untuk satu liter air). Air garam tersebut diminumkan dalam keadaan dingin. Tindakan ini tentu saja dilakukan setelah penderita sadar kembali.
3. Pingsan karena sengatan terik (heat stroke)
Pingsan jenis ini merupakan keadaan yang lebih parah dar iheat exhaustion. Sengatan panas terjadi karena bekerja di udara panas dalam jangka waktu yang lama, sehingga kelenjar keringat menjadi lemah dan tidak mampu mengeluarkan keringat lagi. Akibatnya panas yang mengenai tubuh tidak ditahan oleh adanya penguapan keringat.
Gejala sengatan panas biasanya didahului oleh keringat yang mendadak menghilang. Penderita kemudian merasa udara di sekitarnya seolah – olah mendadak menjadi sangat panas. Selain itu ia merasa lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan tegap dan tetap, mengigau dan pingsan. Keringatnya tidak keluar lagi sehingga kulit menjadi kering. Suhu badan meningkat sampai 40-41 derajat celcius. Mukanya memerah dan pernafasannya cepat.
Dinginkan tubuh penderita dengan membawanya ke tempat yang teduh, banyak angin (kalau perlu pakai kipas angin) dan kompres badannya dengan air es atau dingin. Usahakan penderita tidak menggigil, dengan jalan memijit – mijit kaki dan tangannya. Setelah suhu badannya menurun 38 derajat celcius, hentikan pengompresan dan kirim penderita ke rumah sakit. Penderita memerlukan perawatan di rumah sakit, karena penyembuhannya dapat memakan waktu lebih dari 1 hari.
4. Pingsan pada penderita kencing manis (diabetes)
Penderita penyakit kencing manis dapat pingsan karena :
- Penggunaan insulin yang berlebihan
- Kadar zat keton dalam darah sangat tinggi.
Oleh karena itu sebaiknya para penderita kencing manis selalu membawa keterangan diri yang menyatakan bahwa ia menderita penyakit itu. Dan apabila ia mendapat suntikan insulin, perlu pula disebutkan dosis dan jenis insulin yang diberikan. Sehingga apabila pingsan di jalan, para penolong dapat segera menduga sebabnya.
Gejala – gejala Pingsan karena :
1) Kelebihan zat keton
Nampak sangat sakit, kulit kering dan kemerahan. Merasa haus tidak merasa lapar, nafas bau aseton, dan nafas dalam dan cepat.
2) Kelebihan insulin
Nampak lemah, lembab dan pucat. Tidak haus dan sangat lapar. Biasanya nafas tidak bau aseton, pernafasannya biasa saja.
Tindakan pertolongannya :
Pada pingsan karena kelebihan insulin, penderita ditolong seperti pada pingsan biasa. Berikan minum gula atau air jeruk yang manis, apabila sudah mulai sadar. Bila belum sadar, air gula dapat diberikan lewat dubur.
Pada pingsan karena kelebihan zat keton, penderita harus segera dikirim ke rumah sakit, sambil diselimuti badannya.
Apabila ragu – ragu apakah karena insulin atau karena zat keton, berikan pertolongan dengan segelas air gula. Untuk hal yang pertama tindakan ini akan menolong, sedang untuk hal yang kedua tidak berbahaya. Tetapi sesudah itu segera penderita dikirim ke rumah sakit.
5. Pingsan karena keracunan
Tindakan – tindakan pokok yang penting adalah :
Cari racun yang telah mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan bergantung pada jenis racun yang mengenai
Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan
Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila pernafasan buatan diperlukan, berikan dengan cara lainnya.
Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit (larutan arang batok kelapa di dalam air), putih telur dan air sebanyak – banyaknya untuk melunakkan racun.
6. Pingsan karena mabuk minuman keras
Tindakan pertolongan :
Usahakan agar muntah. Pembilasan lambung dengan larutan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air), setiap satu jam. Kopi pekat diminumkan atau dimasukkan lewat dubur. Pernafasan buatan dan selimuti tubuh penderita.
7. Pingsan karena perdarahan otak
Pingsan jenis ini biasanya terjadi pada penderita tekanan darah tinggi. Gejalanya datang secara mendadak. Penderita merasa sakit kepala, mual, kadang – kadang muntah dan pingsan. Setelah sadar ia akan mengalami gangguan pada beberapa bagian tubuhnya. Misalnya : sulit berbicara, kelumpuhan separuh badan.
Tindakan pertolongan :
Penderita harus segera dikirim ke rumah sakit. Apabila masih sadar, dapat diberi aspirin atau sejenisnya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya.
8. Pingsan karena kesedihan
Kesedihan yang mendalam dapat mengakibatkan orang yang labil emosinya menjadi pingsan.
Tindakan pertolongannya :
Seperti pada pingsan biasa. Kalau perlu, dokter akan memberinya obat penenang.
9. Pingsan karena cedera kepala
Tindakan pertolongan :
Bersihkan mulut dan saluran nafasnya dari kotoran, lender ataupun muntahan. Baringkan penderita dengan kepala menghadap ke samping, yaitu untuk memudahkan aliran – aliran zat – zat yang dimuntahkan. Penderita tidak boleh terlalu sering diangkat. Hentikan pendarahannya, bila ada. Dalam mengusung penderita, perlakukanlah seperti pada penderita patah tulang leher. Penderita yang sudah sadar, harus tetap berbaring dan dicegahj agar tidak gelisah. Kirim penderita ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih teliti.
10. Pingsan karena tidak tahan terhadap obat suntik
Tindakan pertolongan :
Baringkan penderita dengan kepala rendah dari bagian tubuh lainnya, terkecuali jika ternyata karena gegar otak atau patah tulang kepala. Tariklah lidah penderita keluar, dan bersihkan mulut dan hidupnya dari sumbatan. Selimuti tubuhnya. Hentikan perdarahannya, bila ada. Apabila ada tulang yang patah, pasanglah bidai sebelum penderita diusung ke rumah sakit.
11. Pingsan karena kesakitan
Apabila tidak ada tanda – tanda terjadi shock, ditolong seperti pada pingsan biasa. Untuk mengurangi rasa sakit, kalau perlu dapat diberi obat pelawan sakit.
12. Pingsan karena perdarahan
Orang dapat pingsan setelah mengalami perdarahan. Karena ia tidak tahan melihat darah, atau karena terjadi shock. Apabila tidak ada tanda shock, dapat ditolong dengan tindakan pada pingsan biasa. Jangan lupa untuk menghentikan perdarahannya.
Pertolongan Pertama saat Bayi Pingsan
Menemukan si kecil tidak sadarkan diri tentu siapa saja akan panik. Saat menghadapinya coba kuasai rasa panik yang mendera dan cobalah melakukan pertolongan pertama sebelum petugas kesehatan datang. Namun satu hal yang perlu diingat saat memberikan pertolongan pertama terhadap si kecil. Berbeda dengan tubuh orang dewasa tubuh bayi masih sangat rentan. Jika pertolongan pada orang dewasa biasanya menggunakan kedua tangan maka untuk bayi, cukup gunakan dua buah jari.
Langkah-Langkah memberikan pertolongan pertama :
- Letakkan bayi di tempat yang aman dari bahaya. Jangan letakkan di kasur, tetapi letakkan di tempat yang datar.
- Cek respon bayi untuk mengetahui kesadaran bayi. Gelitik atau usap telapak tangan dan kakinya.
- Untuk membantu membukan jalur pernapasan si bayi, cukup dengan cara menarik sedikit dahi bayi ke belakang tanpa perlu menarik dagunya.
- Berikan nafas buatan cukup dua kali tiupan. tutup hidung dan mulut bayi dengan mulutnya karena jarak antara mulut dan hidung saat bayi masih dekat.
- Berikan tekanan. Cukup gunakan dua jari dan diletakkan pada posisi satu jari di bawah garis puting saat memberikan tekanan. Tekanan yang diberikan cukup satu pertiga dari kedalaman dada dan dilakukan sebanyak 30 kali. Lakukan dua kali napas buatan dan 30 kali tekanan (2:30) secara berulang sebanyak 5 set atau selama 2 menit. Setelah itu periksa kembali apakah bayi sudah bisa bernapas lagi atau belum dengan mengecek jalur pernapasannya. Jika sudah bernapas normal maka letakkan pada recovery position, yaitu gendong bayi dengan posisi mendatar lurus atau dimiringkan pada tempat yang datar.
Jangan lupa hubungi paramedis atau bawa si kecil segera ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
0 komentar:
Posting Komentar